
Kejadian ini sekitar 2 tahun yang lalu ketika ibu gua mengandung adik gua yang paling kecil. Pada hari itu ibu gua yang hamil 8 delapan tiba-tiba mengalami sakit perut yang luar biasa. Kami semua panik, cepet-cepet gua telepon bidan dan ternyata setelah diperiksa ternyata ibu gua mengalami pendarahan dan harus cepat-cepat dilarikan ke rumah sakit. Bapak gua pun dengan cepat mengambil becak beliau kemudian membawa beliau ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit ternyata ibu gua harus menjalani operasi cesar karena pendarahan yang dialami beliau. Bapak gua dan gua sendiri pun bingung dari mana uangnya buat biaya operasi, sedangkan kami ini orang yang hidupnya pas-pas an. Tapi tetap saja disetujui karena hanya itu jalan satu-satunya dan bapak gua pun akhirnya setuju. Saat ibu gua lagi dioperasi cesar gua ngeliat bapak gua duduk di parkiran rumah sakit dengan pandangan kosong. Gua tau bagaimana perasaan beliau yang pikirannya lagi kalut nggak nentu bahasa gaulnya sih galau berat . Istri masuk rumah sakit belum lagi dana buat biaya yang nggak ada, jujur gua sebagai anak juga ikutan galau. Sebagai anak pertama tentu gua juga punya tanggung jawab buat bantu beliau. Selang beberapa jam kemudian ibu gua akhirnya selesai operasi dengan selamat serta adik kecil gua juga selamat. Satu permasalahan sudah beres ibu gua selamat operasi, namun beban tetap menyelimuti kami. Tau sendirilah gi mana yang namanya kalau masuk rumah sakit apalagi bagi orang yang hidupnya pas-pas an kayak kami. Mental gua saat itu bener-bener suram, ibaratnya tuh udah jatuh tertimpa tangga pula, sakit banget rasanya. Malamnya gua nginap di rumah sakit sambil nungguin ibu gua karena memang nggak mungkin ibu gua bisa pulang ke rumah sehabis operasi. Di saat pikiran lagi melayang nggak tentu arah tiba-tiba masuk sms ke hp gua. Gua liat ternyata dari salah satu teman kampus gua dan dia nanya di ruang mana ibu gua dirawat karena dia dan teman-teman gua yang lainnya datang buat ngejenguk. Setelah itu gua datangin mereka dan gua ajak mereka ke kamar inap ibu gua. Secara tidak sadar dan entah mengapa dengan datangnya buat ngejenguk ibu gua rasanya beban mental gua agak berkurang. Mereka pun ngajak gua ke tempat lain buat ngobrol dan tentunya ngasih semangat buat gua. Dan akhirnya gua menyadari inilah pentingnya mengapa diajarkannya kita untuk menjenguk saudara kita yang terkena musibah. Nggak mesti dengan memberi uang, pakaian, atau materi lainnya untuk membantu saudara kita yang terkena musibah. Kita hadir untuk menjenguk pun sudah merupakan bantuan yang sangat berarti. . . .