![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzdWtp1G39yq1PlisGY7_TV4UWtSGLN58oBwG3MsnRwH9kPqDDk10hPu7FFV7DEqA8q2NMqMLOG2g2O9Oj1ylyadjyK9UFzWcxWksuOubEzPUCSqMP7pKbhmxKBrAfsL2xIO-4rr2FBCI/s200/hqdefault.jpg)
Teman-teman ini adalah sebuah kisah nyata dari salah satu teman ku, mungkin kisah ini banyak juga dirasakan oleh teman-teman yang lainnya juga. Disini aku mengambil kisahnya dari sudut pandang yang berbeda yaitu tetang keteguhan hati seorang ibu. Sekitar setahun yang lalu ku menghadiri pernikahan kakak temanku tersebut. Dia datang juga menghadiri pernikahannya kakaknya bersama calon ibu mertuannya dan calon istrinya dari Kalimantan Selatan. Karena mereka sudah bertunangan dan rencannya setelah pernikahan kakaknya dalam beberapa waktu yang tak lama dia juga akan menikah dengan calon istrinya itu. Setelah merasakan kebahgiaan melihat pernikahan kakaknya seharian. Dia mengatakan bahwa malam ini bersama calon mertuannya dan calon istrinya akan kembali pulang ke kalimantan Selatan tepatnya ke Banjarmasin karena dia harus masuk kuliah besoknya bersama calon istrinya. Waktu pun tak terasa tiba lah malam sekitar jam 8 malam dia berangkat meninggalkan rumah orangnya menuju banjarmasin bersama calon mertua dan calon istrinya. Sekitar Jam 00.30 WITA terjadi insiden kecelakaan luar biasa yang menimpa meraka mobil mereka menabrak truk sehingga dia dan calon istrinya mengalami luka parah dan hanya calon mertuanya saja yang luka ringan, berdua di masukkan ke UGD rumah sakit , mereka berdua koma dalam beberapa hari tak selang berapa hari-hari temanku tadi tersadar dari komanya namun dia sedih melihat kekasihnya belum sadarkan diri. Sang ibu mertua sangat sabar menunggu dan merawat dia dan kekasihnya. orang tuanya pun datang dengan perasaan sedih dan memohon maaf kepada calon besannya tadi. Namun jawab calon besnnya tadi tidak apa-apa ini bukan slah siapa-siapa ini memang sudah takdirny. Luar biasa Calon mertuanya tersebut sangat sabar. Dia mulai pulih namun keadaan kekasihnya masih kritis, setelah beberapa hari kemudia kekasihnnya tersbut terlihat perkembangan ada harapan akan sembuh, matanya terbuka sempat berbicara dan menyuap sedikit bubur. tapi tak selang berpa lama rupa Yang Maha Kuasa telah menggariskan bahwa umurnya sampai disitu menangislah temnku, keluarga kekasihnya dan keluarganya. Sang ibu calon mertuanya tadi mengatakan kepadanya dan keluarganya kami ikhlas dengan semua yang terjadi anakku adalah TitipanNYA. Dan sang ibu tadi mengatakan apabila setelah ini jangan segan tetaplah kamu panggil saya layak nya ibumu tak ada dendam di hatiku karena kita semua memang akan mati. terima kasih telah menjaga anakku semasa dia hidup, maafkan kesalahnnya. penuh kesedihan temanku tadi menangis dan meminta maaf andaikan waktu dapat diputar kembali mungkin takkan ku pergi malam wahai ibuku. Tidak apa-apa wahai anakku kata ibu calon mertuanya ini sudah takdirNYA. Orang tua temanku tersebut juga menangis dan terbayang seolah-olah ini tak pernah terjadi dan seakan-akan calon mantunya tadi masih hidup.